Ketika seorang wanita memasuki masa menopause, tubuhnya berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron dengan seimbang seperti yang biasanya dilakukan selama masa subur. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti hot flashes, mood swings, atau masalah kesehatan seperti osteoporosis atau penyakit jantung.
![]() |
Terapi hormon untuk wanita menopause |
Untuk mengatasi gejala tersebut, dokter dapat merekomendasikan terapi hormon sebagai salah satu solusi. Terapi hormon mengganti estrogen dan progesteron yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan.
Namun, sebelum memulai terapi hormon, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya efek samping yang mungkin timbul, seperti meningkatnya risiko kanker payudara atau endometrium.
2 jenis terapi hormon untuk wanita menopause
1.Terapi Hormon Kombinasi: Terapi ini melibatkan pemberian estrogen dan progesteron secara bersamaan. Terapi hormon ini biasanya digunakan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus, karena progesteron diperlukan untuk melindungi endometrium (lapisan uterus) dari penumpukan yang berlebihan yang bisa memicu terjadinya kanker.
2.Terapi Hormon Estrogen Tunggal: Jenis terapi ini hanya melibatkan pemberian estrogen saja, dan biasanya digunakan pada wanita menopause yang telah menjalani histerektomi (pembedahan untuk mengangkat uterus) sehingga tidak lagi memerlukan progesteron.
Setelah jenis terapi dan dosis yang tepat untuk pasien ditentukan, dokter akan meresepkan obat yang sesuai. Terapi hormon dapat berupa pil, plester, gel, atau suntikan, tergantung pada preferensi dan kondisi pasien.
Namun, sebelum memulai terapi hormon untuk menopause, pasien harus memahami bahwa terapi hormon tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi gejala menopause. Beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah riwayat kesehatan, usia, dan gaya hidup pasien.
Selain itu, terapi hormon harus dihentikan jika pasien mengalami efek samping yang memburuk atau suatu kondisi kesehatan yang memerlukan pengobatan lain.
Dalam kesimpulan, terapi hormon dapat membantu mengatasi gejala menopause pada wanita, namun tidak selalu menjadi solusi terbaik untuk setiap individu. Konsultasikan Lah dengan dokter Anda untuk mengetahui apakah terapi hormon adalah pilihan terbaik untuk Anda dan bagaimana caranya mengontrol efek samping dari terapi hormon.
alternatif lain untuk mengatasi gejala menopause
1.Terapi Pengganti Non-Hormon
Terapi pengganti non-hormon pada umumnya diberikan untuk mengatasi gejala menopause seperti hot flashes, keringat berlebih, dan masalah kesehatan seperti osteoporosis. Beberapa obat non hormon ini termasuk gabapentin dan venlafaxine yang biasa digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan.
2.Suplemen Herbal
Beberapa suplemen herbal seperti ekstrak jagung, kedelai, black cohosh, dan evening primrose oil juga diyakini efektif dalam mengurangi gejala menopause. Namun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi suplemen herbal ini.
Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup yang sehat dapat membantu mengurangi dan mengatasi gejala menopause. Beberapa contoh termasuk:
*Olahraga teratur untuk menjaga kesehatan tulang dan otot, serta mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular.
*Makan makanan sehat, kaya akan gizi seperti buah dan sayuran, serta mengurangi makanan yang mengandung gula dan lemak jenuh.
*Menghindari alkohol dan merokok, yang dapat memperburuk gejala menopause.
*Menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi gejala seperti hot flashes dan night sweats.
Namun, sebelum memutuskan alternatif mana yang akan digunakan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan terlebih dahulu. Hal ini diperlukan untuk mengetahui alternatif mana yang paling cocok dan aman untuk mengatasi gejala menopause pada individu masing-masing.
Cara alami mengatasi gejala menopause
Ya, ada beberapa cara alami lain untuk mengatasi gejala menopause. Berikut beberapa contoh yang dapat membantu Anda merasa lebih sehat dan nyaman selama masa menopause:
1.Latihan / Olahraga teratur: Olahraga aerobik seperti berjalan, berlari, atau berenang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan kekuatan tulang, dan mengurangi gejala menopause seperti berkeringat dan kesulitan tidur.
2.Mengkonsumsi makanan sehat: Makan makanan yang kaya akan nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan dapat membantu menyeimbangkan kadar estrogen dalam tubuh.
3.Mengelola stres: Stres dapat memperburuk gejala menopause. Cobalah teknik pernapasan, meditasi, atau yoga untuk membantu menurunkan stres.
4.Memakai pakaian yang nyaman: Saat mengalami hot flashes dan keringat berlebih, pakailah pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat menahan kelembaban dan mudah menyerap keringat.
5?Menghindari rokok dan alkohol: Rokok dan alkohol dapat memperburuk gejala menopause. Cobalah untuk menghindarinya dan membatasi asupan alkohol.
6.Menggunakan bantuan obat tradisional: Terdapat banyak bahan nabati yang dapat membantu dalam meredakan beberapa gejala menopause. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Tentu saja, pengalaman menopause dapat berbeda-beda bagi setiap wanita. Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda tentang pilihan pengobatan terbaik yang cocok untuk Anda.
Gejala atau tanda-tanda menopause :
1. Perubahan siklus menstruasi
Wanita pada masa perimenopause akan mulai mengalami perubahan siklus menstruasi, seperti:
*Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya (oligomenorea)
*Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak.
2. Perubahan penampilan fisik
Perubahan penampilan fisik yang umum dialami wanita perimenopause adalah:
*Rambut rontok
*Kulit kering
*Payudara kendur
*Sendi terasa nyeri dan kaku
*Massa otot dan tulang berkurang
*Berat badan bertambah
3. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis yang terjadi pada wanita perimenopause dapat berupa:
*Suasana hati berubah-ubah.
*Sulit berkonsentrasi
*Mudah lelah
*Sulit tidur
*Depresi
4. Perubahan seksual
Wanita perimenopause juga dapat mengalami perubahan seksual, seperti:
*Vagina menjadi kering
*Penurunan libido (gairah seksual).
*Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat (hot flashes)
*Berkeringat di malam hari
*Migrain
*Sakit kepala
*Nyeri sendi
*Jantung berdebar
Komentar
Posting Komentar