saya sebagai terapis pijat di kota kediri Jawa timur akan berusaha untuk membuat artikel yang lengkap tentang asma. Mari kita mulai.
Asthma adalah penyakit saluran pernapasan yang kronis, di mana saluran napas menjadi inflamasi dan menghasilkan lendir yang berlebihan, menyebabkan sesak napas. Ini adalah kondisi yang umum, terutama di antara anak-anak. Menurut American Lung Association, sekitar 25 juta orang dewasa dan 7 juta anak-anak di Amerika Serikat memiliki asma.
Penyebab asma tidak sepenuhnya diketahui, tetapi faktor risiko meliputi paparan asap rokok, alergi, infeksi saluran pernapasan, udara dingin, olahraga, stres, dan kelebihan berat badan. Beberapa orang juga dapat memiliki faktor keturunan yang meningkatkan risiko mereka untuk mengembangkan asma.
Gejala asma termasuk sesak napas, wheezing (bunyi seperti bersiul saat bernapas), batuk, dan kesulitan bernapas. Gejala-gejala ini dapat bervariasi dalam intensitas dan durasi tergantung pada orang yang terkena. Pada orang yang parah, asma dapat menyebabkan kekurangan oksigen yang berpotensi mengancam jiwa.
Ada beberapa jenis pengobatan untuk asma, termasuk bronkodilator (obat yang membuka saluran napas), kortikosteroid (obat anti-inflamasi), dan imunomodulator (obat yang mengatur respons imun). Selain obat, perubahan gaya hidup seperti menjaga lingkungan yang bersih dan berolahraga secara teratur dapat membantu mengontrol gejala.
Sayangnya, belum ada obat untuk menyembuhkan asma, tetapi pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah serangan asma dan meminimalkan gejala yang ada. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat dan memantau gejala Anda.
![]() |
Gejala asma dan terapinya |
Faktor pemicu serangan asma
Ada beberapa faktor yang dapat memicu serangan asma, antara lain:
1.Alergi: Alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, dan debu rumah dapat memicu serangan asma pada beberapa orang.
2.Polusi udara: Udara yang tercemar dapat memicu serangan asma pada beberapa orang. Ini termasuk asap kendaraan bermotor, asap rokok, dan polutan lain dari lingkungan.
3.Infeksi saluran pernapasan: Virus dan bakteri yang menginfeksi saluran pernapasan dapat memicu serangan asma.
4.Udara dingin: Udara dingin dapat menyebabkan saluran napas menjadi lebih sensitif dan memicu serangan asma pada beberapa orang.
5.Olahraga: Aktivitas fisik dapat menyebabkan napas lebih cepat dan dangkal, yang dapat memicu serangan asma pada beberapa orang.
6.Emosi: Stres dan emosi intens dapat memicu serangan asma pada beberapa orang.
7.Obat-obatan: Beberapa obat seperti aspirin dan beta blocker dapat memicu serangan asma pada beberapa orang.
Setiap orang dengan asma dapat memiliki pemicu serangan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi penderita asma untuk menghindari pemicu yang dapat memicu serangan asma pada diri mereka. Melakukan kunjungan ke dokter spesialis paru dan mengikuti pengobatan yang direkomendasikan dapat membantu mencegah serangan asma dan membantu kontrol kondisi.
Cara mengetahui faktor pemicu asma:
Untuk mengetahui faktor pemicu asma yang mungkin mempengaruhi Anda, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
1.Observasi diri sendiri: Cobalah untuk mengamati kapan serangan asma terjadi dan apa yang terjadi sebelumnya. Apakah Anda baru saja mengonsumsi sesuatu, berada di lingkungan tertentu, atau melakukan aktivitas tertentu? Ini dapat membantu Anda mengidentifikasi pemicu yang mungkin mempengaruhi Anda.
2.Tes kulit: Tes kulit oleh dokter dapat membantu mengidentifikasi apakah Anda memiliki alergi terhadap sesuatu yang mungkin menjadi faktor pemicu asma. Test kulit dapat dilakukan dengan cara mengoleskan cairan alergen pada kulit kemudian diperiksa apakah ada reaksi.
3.Tes darah: Anda juga bisa melakukan tes darah guna mengidentifikasi apakah diri Anda alergi atau tidak pada suatu obat-obatan atau alergen.
4.Tes pernapasan: Tes pernapasan dapat membantu mengukur seberapa sensitif saluran udara Anda terhadap iritasi tertentu. Tes ini dilakukan dengan perangkat khusus yang mendeteksi kemampuan paru-paru untuk mengambil dan melepaskan udara.
Setelah Anda mengetahui faktor pemicu asma yang mempengaruhi Anda, hal selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah menghindarinya atau setidaknya mengendalikan faktor pemicu asma tersebut. Misalnya dengan melakukan perubahan gaya hidup seperti membersihkan lingkungan, menghindari alergen tertentu atau melakukan pengobatan yang sesuai berdasarkan rekomendasi dari dokter spesialis paru.
Cara mengobati asma yang sedang terjadi:
Mengobati serangan asma yang sedang terjadi merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar gejala dapat segera teratasi. Berikut ini adalah beberapa cara mengobati serangan asma yang sudah terjadi:
1.Menggunakan alat bantu pernapasan, seperti inhaler: Inhaler adalah obat yang dapat membantu membuka saluran pernapasan Anda. Ketika mengalami serangan asma, penggunaan inhaler secara teratur biasanya dapat membantu meredakan gejala dan mengembalikan fungsi pernapasan Anda yang normal.
2.Mengambil obat-obatan bronkodilator: Obat-obatan bronkodilator membantu membuka saluran pernapasan Anda dan meningkatkan aliran oksigen ke paru-paru. Bronkodilator dapat diambil dalam bentuk tablet, secara intravena atau dalam bentuk aerosol inhaler.
3.Meningkatkan tingkat oksigen dalam tubuh: Menghirup udara dengan tingkat oksigen yang lebih tinggi dapat membantu meredakan gejala asma dan meningkatkan fungsi pernapasan. Anda dapat menggunakan alat dengan masker oksigen yang diberikan oleh dokter.
4.Mengurangi pemicu serangan: Segera menghindari pemicu serangan asma, seperti debu, bulu hewan, asap rokok, olahraga, dan sebagainya. Hal ini dapat membantu meredakan gejala asma secara efektif.
5.Istirahat dengan cara duduk atau tidur condong ke depan: Melakukan istirahat dengan cara duduk atau tidur dengan posisi condong ke depan dapat membantu membuka saluran pernapasan dan meringankan gejala sesak napas.
Ketika mengalami serangan asma yang sedang berlangsung, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan medis. Pada kondisi yang parah, dokter spesialis paru dapat menyarankan perawatan tambahan seperti terapi oksigen atau pemberian obat kortikosteroid secara intravena guna mengurangi gejala yang muncul.
Terapi yang bisa di gunakan untuk mencegah asma:
Ya, ada beberapa obat dan terapi yang dapat digunakan untuk mencegah serangan asma. Berikut adalah beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan:
1.Obat-obatan pengontrol: Obat-obatan pengontrol bertujuan mengurangi peradangan dalam rongga udara dan mengendalikan produksi mukus untuk mencegah serangan asma yang terjadi secara rutin. Beberapa contoh obat ini seperti inhaler kortikosteroid, obat leukotrien dan obat anti-inflamasi lainnya.
2.Obat-obatan bronkodilator: Obat-obatan bronkodilator memiliki efek langsung pada otot di sekitar saluran napas, membuat mereka lebih relaks. Ini dapat mengurangi gejala seperti sesak napas dan wheezing pada saat terjadi serangan asma. Inhaler bronkodilator lebih sering digunakan pada saat serangan asma sedang terjadi.
3.Imunoterapi: Imunoterapi dapat diresepkan bagi orang dengan alergi khusus yang memicu serangan asma. Metode pengobatan ini melibatkan suntikan alergen ke dalam tubuh untuk mengendurkan respons imun dan membantu mencegah gejala serangan asma.
4.Penggunaan alat pendukung pernapasan: Penggunaan alat pendukung pernapasan seperti nebulizer, CPT, atau terapi fisik dapat membantu meringankan gejala asma dan mencegah terjadinya serangan asma yang parah.
5.Perubahan gaya hidup: Perubahan gaya hidup seperti memastikan kebersihan lingkungan sekitar Anda, menjaga berat badan ideal, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dapat membantu mencegah serangan asma.
Ingatlah bahwa setiap penderita asma memiliki kondisi yang unik dan mungkin memerlukan kombinasi perawatan yang berbeda-beda. Konsultasikan dengan dokter spesialis paru Anda untuk memilih perawatan yang paling sesuai untuk kebutuhan Anda dan terus pantau gejala Anda untuk mencegah terjadinya serangan asma.
Terapi fisik atau fisioterapi biasanya dilakukan oleh ahli fisioterapi dengan tujuan membantu meredakan gejala asma dan meningkatkan fungsi paru-paru. Namun, terapi fisik juga dapat dilakukan di rumah dengan beberapa alat bantu sederhana seperti halnya respirator yang dikhususkan untuk pasien dengan asma.
Beberapa teknik fisioterapi, seperti latihan pernapasan dalam dan penggunaan teknik pernapasan bagian dada dapat dilakukan di rumah. Beberapa alat bantu yang dapat digunakan untuk terapi fisik di rumah adalah alat hisap (sputum inducer), nebulizer, dan perangkat flutter.
Namun, sebelum memulai terapi fisik di rumah, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis paru Anda atau ahli fisioterapi untuk memastikan bahwa teknik terapi yang Anda gunakan sesuai dan aman untuk kondisi Anda. Dokter atau ahli fisioterapi dapat membantu Anda memilih teknik terapi yang terbaik dan memberikan instruksi mengenai penanganannya.
Selain itu, perlu diingat bahwa melakukan terapi fisik sendiri di rumah tanpa pengawasan dokter atau ahli fisioterapi yang memadai dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, sehingga sangat penting untuk memperhatikan instruksi dokter atau ahli fisioterapi dan mengikuti metode terapi yang tepat untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Komentar
Posting Komentar